Minggu, 16 Desember 2007

Pemantapan Tonti


Salah satu dari sekian kegiatan program OSIS SMK Teruna Jaya Nglipar Gunungkidul untuk tahun pelajaran 2007/2008 adalah Peleton Inti yang sering kita kenal dengan TONTI.


Tonti merupakan program yang harus diikuti oleh semua siswa kelas X baik dari program Administrasi Perkantoran, Penjualan, Tata Busana, atau program Multi Media. Program ini dilaksanakan setiap hari Sabtu pada semester Gasal (Juli - Desember) pada jam 14.00 sampai dengan jam 16.00 WIB. Materi kegiatan Tonti meliputi : Baris berbaris, penerapan dalam kedisiplinan waktu, berbusana rapi, keseriusan dan kreatifitas seni. Dengan kegiatan ini diharapkan setiap siswa kelas X memiliki wawasan yang luas terhadap berbagai masalah yang dihadapi dalam rangka menuju era globlasisai dan menyongsong pasar bebas. Menurut ketua OSIS periode 2007/2008 Tri Susanto bahwa untuk mengakhiri kegiatan semester gasal ini Tonti SMK Teruna Jaya akan mengadakan pemantapan di Sambisewu Bejiharjo Karangmojo pada Sabtu 29 Desember 2007 sampai dengan Senin 31 Desember 2007. Ditambahkan pula oleh sekretaris OSIS Eko Endrawan bahwa dengan adanya pemantapan Tonti ini siswa kelas X akan lebih mantap dalam mengikuti kegiatan-kegiatan OSIS lainnya dan lebih mengenal serta mencintai lingkungan alam yang ada di daerah Gunungkidul dan sekitarnya.

Kamis, 13 Desember 2007

Seputar Sekolah


Dalam rangka menghadapi ujian sekolah dan ujian nasional tahun pelajaran 2007/2008 sebanyak 105 siswa kelas 3 SMK Teruna Jaya Nglipar, baik dari jurusan Administrasi Perkantoran, Penjualan dan Tata Busana mengadakan kegiatan Outbond. Kegiatan Outbon ini meliputi kegiatan di luar ruangan ataupun dalam ruangan. Kegiatan luar ruangan meliputi : Estafet bola pingpong, kereta bola, jembatan manusia, jembatan darurat, crocordile river dan sebagainya. Dengan kegiatan ini diharapkan para peserta dapat bekerjasama, memiliki rasa percaya diri, tidak egois, berani menghadapi segala permasalahan yang dihadapi. Sedangkan kegiatan dalam ruangan meliputi diskusi, debat, atraksi seni dan sebagainya. Adapun kegiatan dalam ruangan ini diharapkan setiap siswa dapat memecahkan permasalahan tanpa kekerasan dan dapat menggali potensi diri dalam bidang seni atau kreasi lainnya.

Rabu, 12 Desember 2007

Berburu ulat

Sebagian orang menganggap bahwa ulat adalah jenis binatang yang tidak berguna. Karena bentuk dan geraknya kadang menjijikkan dan sering menjadi hama tanaman, lebih-lebih bagi petani. Bahkan banyak orang takut dengan binatang ulat, lebih-lebih bagi wanita. Melihat atau mendengar saja sudah merasa ngeri. Lain halnya bagi masyarakat di daerah Nglipar Gunungkidul, bagi mereka ulat justru dianggap termasuk binatang yang menguntungkan terutama ulat pohon besi dan jati. Kalau dari Gunung Merapi ada lelaki pemberani seperti mbah Maridjan, maka di Nglipar Gunungkidul banyak wanita pemberani. Buktinya pada musim ulat seperti saat ini banyak wanita yang mencari ulat pohon jati. Baik ketika masih menjadi ulat atau dikala sudah menjadi kempompong (ungkung = jawa), selain enak dikonsumsi juga mempunyai nilai jual yang tinggi. Kebanyakan hasil perolehan ulat pohon jati yang sudah dimasak dapat digunakan sebagai lauk dikala makan atau sebagai hidangan di kala minum teh. Cara memasaknyapun cukup mudah. Ulat atau kempompong yang sudah dikumpulkan dari pohon atau yang sudah jatuh di tanah, kemudian dicuci dengan air hangat. Setelah itu dibuatkan bumbu bawang dan uyah agar jika dimasak nanti rasanya enak. Setelah bumbu jadi kemudian ulat tersebut diaduk dengan bumbu lalu digoreng pada wajan penggorengan. Dalam beberapa menit ulat yang sudah masak tersebut sudah dapat dinikmati atau dihidangkan.

Selain dikonsumsi sendiri sebagian orang mencari ulat pohon jati juga dapat digunakan sebagai oleh-oleh bagi sanak saudaranya yang ada di rantau. Bahkan sebagian masyarakat mencari ulat (ungkrung) digunakan sebagai mata pencaharian sampingan kemudian hasilnya dijual bagi orang yang membutuhkan. Harga ulat (ungkrung) mentah atau belum masak kini dijual di pasar dengan harga Rp. 20.000,00 sampai Rp. 30.000,00. Sedangkan yang sudah dimasak harganya mencapai Rp. 40.000,00.

Dengan demikian ulat pohon jati bagi warga Nglipar khususnya dan Gunungkidul pada umumnya sangat menguntungkan bahkan bisa menambah penghasilan. (Roni SMK Teruna Jaya Nglipar)

Sabtu, 08 Desember 2007

Wungurejo

Salah satu dusun yang ada di wilayah kecamatan Nglipar adalah Wungurejo. Dusun ini tepatnya ada di wilayah Desa Pengkol Kecamatan Nglipar. Mengapa dusun ini dinamakan Wungurejo ? Hal ini tidak lepas dari ceritera sejarah asal usul desa tersebut. Dusun Wungurejo menurut sejarah dari cerita orang tua terdahulu yang menempati wilayah tersebut adalah sebagai berikut. Wungurejo terinspirasi dari adanya pohon yang selalu berbunga dan bunganya berwarna wungu yang biasanya pohon tersebut tumbuh di tepi sungai. Sedang rejo berarti makmur (dalam bahasa jawa). Sehingga dari nama pohon yang selalu berbunga wungu tersebut dan rejo digunakan sebagai nama dusun Wungurejo. Diberi nama tersebut dengan harapan menjadi tempat yang rejo atau makmur..

Bukit Parengan


Adalah bukit yang terletak di wilayah kecamatan Nglipar Gunungkidul Yogyakarta. Di atas bukit inilah tempat sekolahku berdiri. Dahulu tempat ini terkenal dengan nama sekolah di bawah rumpun bambu. Tetapi lama kelamaan bambu-bambu yang ada disitu sudah ditebang habis. Kini sebagai gantinya telah berdiri tower-tower dari berbagai seluler yang menjulang tinggi bak pencakar langit. Di atas bukit ini jika malah hari kami menghadap ke utara akan terlihat pemandangan yang begitu indah. Berbagai macam lampu menghiasi bukit-bukit sekitarnya sehingga terciptalah panorama yang sangat indah. Di kala pagi dan sore hari diantara bukit-bukit itu terhampar sebuah lembah yang luas memanjang dari timur ke barat. Jika musim tanam atau panen terlihat banyak petani yang sibuk di ladangnya.