Rabu, 12 Desember 2007

Berburu ulat

Sebagian orang menganggap bahwa ulat adalah jenis binatang yang tidak berguna. Karena bentuk dan geraknya kadang menjijikkan dan sering menjadi hama tanaman, lebih-lebih bagi petani. Bahkan banyak orang takut dengan binatang ulat, lebih-lebih bagi wanita. Melihat atau mendengar saja sudah merasa ngeri. Lain halnya bagi masyarakat di daerah Nglipar Gunungkidul, bagi mereka ulat justru dianggap termasuk binatang yang menguntungkan terutama ulat pohon besi dan jati. Kalau dari Gunung Merapi ada lelaki pemberani seperti mbah Maridjan, maka di Nglipar Gunungkidul banyak wanita pemberani. Buktinya pada musim ulat seperti saat ini banyak wanita yang mencari ulat pohon jati. Baik ketika masih menjadi ulat atau dikala sudah menjadi kempompong (ungkung = jawa), selain enak dikonsumsi juga mempunyai nilai jual yang tinggi. Kebanyakan hasil perolehan ulat pohon jati yang sudah dimasak dapat digunakan sebagai lauk dikala makan atau sebagai hidangan di kala minum teh. Cara memasaknyapun cukup mudah. Ulat atau kempompong yang sudah dikumpulkan dari pohon atau yang sudah jatuh di tanah, kemudian dicuci dengan air hangat. Setelah itu dibuatkan bumbu bawang dan uyah agar jika dimasak nanti rasanya enak. Setelah bumbu jadi kemudian ulat tersebut diaduk dengan bumbu lalu digoreng pada wajan penggorengan. Dalam beberapa menit ulat yang sudah masak tersebut sudah dapat dinikmati atau dihidangkan.

Selain dikonsumsi sendiri sebagian orang mencari ulat pohon jati juga dapat digunakan sebagai oleh-oleh bagi sanak saudaranya yang ada di rantau. Bahkan sebagian masyarakat mencari ulat (ungkrung) digunakan sebagai mata pencaharian sampingan kemudian hasilnya dijual bagi orang yang membutuhkan. Harga ulat (ungkrung) mentah atau belum masak kini dijual di pasar dengan harga Rp. 20.000,00 sampai Rp. 30.000,00. Sedangkan yang sudah dimasak harganya mencapai Rp. 40.000,00.

Dengan demikian ulat pohon jati bagi warga Nglipar khususnya dan Gunungkidul pada umumnya sangat menguntungkan bahkan bisa menambah penghasilan. (Roni SMK Teruna Jaya Nglipar)

Tidak ada komentar: